MENGGUNAKAN KALIMAT YANG KOMUNIKATIF (Bahasa Indonesia)



A.    Syarat-syarat Kalimat yang Baik dan Komunikatif
Komunikasi adalah penyampaian pesan dari pembicara kepada pendengar melalui sarana bahasa lisan dan tulisan.
Kalimat yang baik dan komunikatif harus memenuhi persyaratan :
1.     Sesuai dengan kaidah bahasa;
2.     Sesuai dengan nalar (logis);
3.     Sesuai dengan pesan yang dimaksud oleh  pembicara.


1.     Kaidah  Bahasa
Kaidah bahasa adalah aturan/pedoman yang harus  dipatuhi oleh seorang pembicara untuk menyampaikan ide kepada lawan bicaranya. Secara tertulis, kaidah berbahasa berbentuk pedoman umum , yaitu ejaan bahasa Indonesia. Secara lisan, kaidah yang digunakan pembicara dipengaruhi oleh situasi pembicara dan penggunaan unsur suprasegmental (intonasi, jeda, tekanan, dan lafal).

2.     Penalaran kalimat
Penalaran merupakan suatu  proses berpikir untuk menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan.
Jenis-jenis penalaran:
A.    Deduksi, dilakukan terhadap data (pernyataan) umum ke dalam simpulan yang khusus. Penalaran deduksi  dapat dilakukan secara langsung (entimem) dan tidak langsung (silogisme).


2. SILOGISME
Silogisme termasuk dalam penalaran deduksi. Dalam silogisme terdapat dua premis dan satu simpulan. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan dasar untuk menarik simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (premis mayor) dan premis khusus (premis minor).
Premis umum (PU)   : berisi pernyataan yang menyatakan semua anggota kelompok atau kumpulan sesuatu yang memiliki sifat atau ciri tertentu.                                 
Premis Khusus (PK) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok atau kumpulan sesuatu itu.
Simpulan/konklusi (S) : menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau ciri tertentu.
rumus silogisme:
PU         : Semua A = B
PK         : Semua C = A
S  : Semua C = B

Contoh :
PU         : Semua profesor pandai.
PK         : Pak Adit adalah profesor.
S   : Pak Adit pasti orang pandai.
Keterangan:
Semua    A: kelompok atau kumpulan sesuatu itu = semua profesor
Semua     B: kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau ciri tertentu       = pandai
Semua    C: seseorang atau sesuatu anggota kelompok itu = Pak Adit
Contoh II:
PU         : Binatang menyusui melahirkan anak dan tidak bertelur.
PK         : Kerbau binatang menyusui.
S   : Kerbau melahirkan anak dan tidak bertelur.

Catatan: Kata “semua” dapat tidak disebutkan atau dapat juga diganti dengan kata “setiap” atau “tiap-tiap”
Contoh III:
PU         : Setiap orang asing harus memiliki izin kerja, jika ingin bekerja di Indonesia.
PK          : Peter White itu orang asing.
S      : Jadi, Peter White harus memiliki izin kerja jika ingin bekerja di Indonesia.

Silogisme Negatif
Jika salah satu premis dalam silogisme bersifat negatif simpulannya pun akan bersifat negatif pula. Biasanya pernyataan negatif digunakan kata “tidak”, “tak”
Contoh I:
PU         : Semua penderita penyakit gula tidak boleh banyak makan makanan bertepung
PK         : Pak Badu penderita penyakit gula
S   : Jadi, Pak Badu tidak boleh banyak makan makanan bertepung


2. ENTIMEM
Entimem adalah silogisme yang diperpendek. Entimem tidak perlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung kepada simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Rumus entimem :  C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
PU         : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK         : Ali pegawai yang baik.
S             : Ali tidak mau menerima suap.
Entimem
Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.

Contoh di atas silogisme yang dijadikan entimen. Jika entimen dapat dikem`balikan menjadi silogisme
Contoh :
Entimem :
Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C         : Badu
B         : harus bekerja keras
A         : orang yang ingin sukses
Silogisme :
PU       : Semua orang yang ingin sukses harus bekerja keras.                       
PK       : Badu orang yang ingin sukses.
S          : Maka, Badu harus bekerja keras.

B.     Induksi, dilakukan  terhadap peristiwa-peristiwa khusus, kemudian dirumuskan sebuah simpulan yang mencakup semua peristiwa khusus itu. Penalaran induksi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri-ciri tertentu (generalisasi) dan dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama(analogi). 
Contoh generalisasi :  
Jika dibakar botol minum akan meleleh, jika dibakar sedotan akan meleleh, dan jika  emberpun dibakar akan meleleh, jadi, jika benda plastik dibakar akan meleleh.
         
Contoh :
  •  Harimau berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
  • Ikan Paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
      Generalisasi: Semua hewan yang berdaun telinga berkembang biak dengan        melahirkan.
Contoh :
Premis 1 : Kuda Sumba punya sebuah jantung
Premis 2 : Kuda Australia punya sebuah jantung
Premis 3 : Kuda Amerika punya sebuah jantung
Premis 4 : Kuda Inggris punya sebuah jantung
Konklusi : Setiap kuda punya sebuah jantung


Contoh analogi:
·        Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.
·        Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Jadi, membentuk kepribadian baik seseorang anak ibarat menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.

3.     Ketersampaian Pesan
Pesan dapat tersampaikan apabila sarana yang digunakan untuk menyampaikannya tepat dan situasi mendukung. Selain itu antara pembicara dengan lawan bicara harus saling memahami kode-kode yang digunakan.




Bandingkan kalimat-kalimat d bawah ini.
Komunikatif                                    \                        tidak komunikatif
Malam ini udara terasa panas.             Ini malam yang udaranya panas sekali.
                                                     
Berbicara tentang polusi tak                  Membicarakan  tentang masalah                                                                    
kunjung  selesai.                                       polusi tak ada habis-habisnya.

Share this article :
 

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. ~Tugas Sekolah~ - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger